Ketua Dewan Pembina Lembaga Bantuan Hukum Anarki Nusantara 56 (LBH Antara 56) Rosidi Roslan sangat berharap agar pelaksanaan Pilkada tahun ini dan Pemilu 2019 tak terjadi kegaduhan. Dia meminta masyarakat bisa menganggap tahun politik ini seperti tahun biasa dan mengabaikan terhadap semua isu yang berkembang sehingga tak takut soal ancaman-ancaman dalam gelaran Pilkada maupun Pemilu nanti.
Hal tersebut diucapkan Rosidi di sela kesibukannya di sebuah mal di kawasan Tebet, Jakarta, Rabu (14/3).
“Pemilu itu kan pesta demokrasi seluruh rakyat Indonesia, seluruh masyarakat sudah sepatutnya merayakan dan melaksanakan dengan penuh suka cita tanpa suasana panah penuh kegaduhan,” ujar Rosidi yang juga sebagai Wakil Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Bung Karno (IKA UBK).
Saya yakin, suasana aman, damai dan tentram tanpa kegaduhan, tambah Rosidi, dapat tercipta pada penyelenggaraan Pilkada dan Pemilu nanti. Karena keberhasilan Pilkada dan Pemilu untuk masa depan seluruh masyarakat Indonesia.
“Dan saya yakin, seluruh aparatur yang ada bersama berbagai elemen masyarakat mampu menjaga dan menciptakan keamanan dan kenyamanan penyelenggaraan Pilkada dan Pemilu,” tutur Rosidi.
Rosidi juga tidak mau tahun politik menjadi sesuatu yang menakutkan khususnya bagi masyarakat Indonesia. Untuk itu, sambung dia, aparat terkait harus sigap terhadap semua isu yang berkembang dan segera lakukan penangkapan terhadap penyebar kampanye hitam yang berdampak pada timbulnya kegaduhan.
“Ini merupakan tanggungjawab kita semua baik dari unsur pemerintah, penyelenggara, pihak keamanan dan masyarakat itu sendiri untuk mewujudkan Pilkada yang menyenangkan,” ucapnya.
Ia juga mengimbau agar kontestan yang akan bertarung pada Pilkada dan Pemilu nanti untuk tidak menggunakan kampanye hitam sebagai alat untuk saling serang. Hal tersebut menurut Rosidi hanya akan membuat gaduh, tak hanya antar partai politik, tetapi juga masyarakat berpotensi terpengaruh.
“Alangkah mulianya kalau berkompetisi itu tanpa konflik yaitu dengan menghindari kampanye hitam, hindari melakukan ujaran kebencian, hindari hoaks, hindari money politics yang menyebabkan kisruh. Yuk, menuju Indonesia lebih mulia dengan melaksanakan Pilkada dan Pemilu tanpa kegaduhan,” tutup Rosidi.