Seperti diketahui, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyampaikan prediksi bahwa Indonesia akan bubar pada 2030. Pernyataan ada dalam video yang dimuat di akun Facebook resmi Partai Gerindra pada Senin (19/3/2018).
Pada kesempatan lain, Prabowo menegaskan, pernyataannya soal Indonesia tidak ada lagi tahun 2030 didasarkan pada sebuah tulisan warga negara asing. “Jadi di luar negeri itu ada scenario writing, yang menulis itu ahli-ahli intelijen strategis. Dibuka dong, baca dong,” ujar Prabowo di Hotel Millenium.
Prabowo menyampaikan, skenario tersebut merupakan peringatan untuak pemerintah agar tidak menganggap enteng persoalan yang ada. Misalnya soal kemiskinan, kesenjangan ekonomi, dan penguasaan sumber daya alam. Apalagi, kata dia, masih banyak pihak asing yang berusaha mengganggu kedaulatan Indonesia, seperti pada masa penjajahan silam.
Pidato Prabowo tentang adanya ramalan tentang Indonesia bubar cukup membuat masyarakat terkejut dan Prabowo pun sempat dibully.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Dewan Pembina Lembaga Bantuan Hukum Anarki Nusantara 56 Rosidi Roslan tetap mengajak kita tetap berpikiran positif dan optimis mengenai Indonesia. Dirinya yakin bahwa eksistensi Indonesia tetap terjaga.
“Saya sebagai umat muslim sangat yakin Indonesia akan selamanya tetap ada. Karena bangsa Indonesia ini memiliki adat istiadat yang kuat yang selalu menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan,” ujar Rosidi.
Menurut Rosidi yang juga pengurus DPP Gebu Minang (Gerakan Budaya dan Ekonomi Minangkabau) bidang kesehatan dan lingkungan, meskipun masyarakat Indonesia berbeda suku dan agama serta ras tetapi satu sama lain saling menghormati dan menghargai.
“Saya yakin, apabila masyarakat tetap beriman dan bertakwa sesuai dengan kepercayaannya serta berbudaya. Insya Allah, bangsa ini akan terus eksis hingga kiamat,” tutur Rosidi saat ditanya terkait kekhawatiran Indonesia bubar pada 2030.
Sebagai seorang lulusan Fakultas Hukum Universitas Bung Karno, dia percaya NKRI akan tetap utuh meski diterpa banyak masalah sekalipun. Sebab, tutur dia, Indonesia sudah punya sejarah panjang perjuangan. Bangsa Indonesia juga dianggap Haedar dan bukanlah bangsa yang mudah menyerah kepada keadaan.
“Saya pikir bangsa kita ini sudah dilatih cukup panjang, termasuk bagaimana Bung Karno, Bung Hatta, Pak Natsir, Pak Wahid Hasyim, dan sebagainya, mewarisi nilai-nilai perjuangan. Jadi generasi baru tidak boleh menyerah kepada keadaan. Jadi saya tetap punya optimisme dan menyebarkan optimisme bahwa Indonesia Insya Allah akan bertahan sampai panjang,” terangnya.