Selamat Milad FBR

Ibu Kota495 views

SekilasKota | Agungkan tuhan,kerdilkan ego untuk hidup lebih bermanfaat.Itu slogan kata-kata yg penuh bermakna. Sedikit cerita tentang ormas yang ada di jakarta. Forum Betawi Rempug (FBR) nama ormasnya yang didirikan oleh Santri jebolan Lirboyo, Kyai Ahmad Fadloli El Muhir bersama beberapa tokoh jawara dan ulama Betawi.

Sejak kelahirannya memang ada beberapa catatan kontroversial, karena diawal-awal berdirinya FBR terkesan sangat liar, buas dan jujur sangat mengerikan, stigma ini tentu lantaran sepak terjang FBR pada kisaran 2001-an sering terdengar bentrok dengan kelompok masa lainnya. Sampai-sampai FBR diusulkan untuk dibubarkan, karena dianggap meresahkan.

Namun lambat laun orang makin membuka mata, justru dengan berdirinya FBR lah, masyarakat Betawi dan kaum proletar merasa mendapat advokasi yang nyata, seolah Betawi hadir menjadi pembela hak-hak kaum marginal yang selama ini ditindas atas nama pembangunan. FBR makin diminati oleh kalangan bawah, di FBR mereka mendapat ayoman bahkan saluran pekerjaan yang membuat loyalitas makin tinggi.

Waktu berjalan dan FBR makin disegani banyak pihak. Saya melihat ini berkat kecerdasan dan pengalaman imam besar FBR, Kyai Fadloli el Muhir memiliki segudang pengalaman menarik, dari yang saya tahu, beliau pernah menjadi pengurus PDI saat masa kepemimpinan Suryadi, sebuah keputusan politik yang berani melawan arus, karena saat itu hampir sulit menemukan sosok betawi di PDI, ia juga pernah menjadi anggota Dewan Pertimbanhan Agung RI di masa Presiden BJ.Habiebie dan aktifitas lainnya.

Singkatnya Fadloli el Muhir memang memiliki talenta organisasi yang mumpuni, tidak heran jika kemudian FBR menjelma menjadi Ormas Betawi terbesar saat ini. Ketika ormas lain diterpa berbagai macam perpecahan dan dualisme kepemimpinan, FBR sebenarnya bukan tak sepi dari rongrongan baik dari dalam maupun luar, namun FBR tetapalh FBR dengan segala kerempugannya, ia tetap kokoh bediri sebagai Ormas Betawi dengan segala kekhasannya.Pola kepemimpinan FBR sangat kuat,

meski amaliahnya menganut Ahlussuunah wal Jamaah namun dalam kepemimpinan ia menerepkan konsep imamah (syi’ah), sehingga komando FBR sangat jelas, hirarki berjalan dengan baik, apa yang diputuskan oleh Imam besar menjadi rujukan sampai bawah (gardu).

Tahun 2009 Kyai Fadloli el Muhir wafat dalam usia terbilang muda, belum genap usia 50-an, banyak pihak menduga FBR akan mengalami kemunduran karena figur sentral telah tiada. Tampuk pimpinan pun beralih kepada ponakan beliau yang semula menjabat sebagai Sekjen, Kyai Luthfi Hakim, sosok muda yang pendiam dan menjadi PNS di Kementrian Agama,

namun dibalik kelembutannya, kyai muda ini memiliki nasab keberanian yang tidak kalah hebat dengan pendahulunya, ibarat kate, kacang ga buang lanjaran atau buah apel jatuh ga jauh dari pohonnya. Kiyai Luthfi meninggalkan status ASN nya dan memegang Amanah FBR dengan segala daya dan kemampuan yang ia punya, ditangan beliau FBR lebih nampak Humanis, nyentrik dan gaul, namun tetap memiliki karakter FBR yang kuat yakni berani, solid dan mengadvokasi kaum proletar. Kini FBR berusia 20 tahun, sebuah pencapaian yang panjang dengan segala dinamika serta kiprah yang ada,

FBR kini bukan sekedar ormas Kebetawian berskala lokal, maghnetnya mampu mewarnai kontestasi politik nasional, terlihat sekali dalam berbagai kesempatan PEMILU dan PILPRES bahkan PILKADA, FBR selalu menjadi daya tarik para kontesten untuk menjadi keluarga besar FBR, hal bukanlah pencapaian yang mudah tapi sebuah investasi panjang dan kesetiaan dalam perjuangan mengerek Bandera FBR, dengan bahasa sederhana mengutip pesan Imam Besar FBR Kiayi Fadloli el Muhir, saat ngobrol di pondok kopi Katanya kalau mau maju ingat ; “Siape Ane, Siapa ente dan dimanah kita sekarang..” dengan kesadaran itulah FBR terus memiliki ghirah perjuangan yang jelas dan terarah. Kiyai luthfi Hakim pun menegaskan “Aku hanyalah debu yang menempel pada bendera FBR..” Sebuah pesan moral kepada kita semua tentang pentingnya kesadaran diri dalam lingkup organisasi.

” Janganlah hidup di organisasi,tapi hidupkanlah dengan berorganisasi.saut ketua gardu Cakra Birawa G.0377 Tangerang kota bang ABDUL SYUKUR di saat melakukan tasyakuran semlm di gardu nya.
Bukan di gardu Cakra Birawa aja yg melakukan tasyakuran di gardu.tapi semua gardu se-jabodetabek juga melakukan tasyakuran millad FBR yg ke 20

Selamat milad Forum Betawi Rempug (FBR) yg ke 20thn teruslah berkhidmat dan mengibarkan bendera Betawi untuk menjaga kampung dan mengawal NKRI. [miftah]