Rosidi: Perayaan Valentine Tidak Sesuai Agama dan Adat

Ragam193 views

Beberapa kalangan masyarakat di Indonesia menyatakan secara tegas melarang merayakan Hari Valentine, bahkan haram. Selain tidak bermanfaat, sebagian anak muda merayakannya dengan cara berdua-duaan di kamar hotel layaknya suami-istri.

Hal inilah yang menyebabkan sebagian besar masyarakat Indonesia melarang perayaan Hari Valentine yang sarat akan perbuatan maksiat. Berkaitan dengan hal tersebut, Ketua Dewan Pembina Lembaga Bantuan Hukum Anarki Nusantara 56 Rosidi Roslan juga menyatakan melarang perayaan Hari Valentine di Indonesia.

Bukan hanya khawatir karena anak muda akan terjerumus pergaulan bebas yang tidak benar. Perbuatan maksiat dengan melakukan hubungan layaknya suami-istri disinyalir juga menyebabkan penyebaran penyakit kelamin dan HIV/AIDS.

“Perayaan Hari Valentine yang salah diartikan oleh anak muda sekarang bisa menyebabkan berbagai macam penyakit yang sangat jelas dilarang oleh agama dan norma-norma adat istiadat bangsa kita,” tutur Rosidi.

Menurutnya, hari berkasih sayang itu harusnya dilakukan kapan pun dan dimana pun tetapi oleh pasangan yang sudah terikat pernikahan dan bukan oleh anak muda yang belum menikah. Sehingga terjadilah perzinahan yang merupakan dosa dan mengundang murka Alloh dan menimbulkan malapetaka.

Lebih jauh Rosidi menjelaskan, perzinahan juga dilarang oleh negara yang diatur oleh Undang-Undang. Pelakunya pun dapat terkena pasal berlapis sesuai dengan status pelakunya.

“Kalau berkasih sayang hanya menunggu Valentine, apakah berarti setiap harinya hanya diisi dengan pertengkaran dan permusuhan? Jelas ini yang salah,” ujar Rosidi.

Ia menjelaskan, Pancasila pun mengatur kita untuk berkasih sayang dalam sila ketiga ‘Persatuan Indonesia,’ tetapi harus dalam koridor yang sesuai dengan agama dan adat istiadat negara kita.

“Jadi, kalau mau selamat di dunia dan akhirat, jangan maksiat,” tutup Rosidi.